thio-sunaryo: 2/1/07 - 3/1/07


thio-sunaryo

This Blog will narrate who is who of thio sunaryo, a human being which love to take the air and his work as tax accounting ( it is of course after family he.. he.. he..) as well as wishing to have many friend

Tawuran

Wednesday, February 28, 2007

Tawuran
Bacaan : Lukas 12 : 54 - 59
Bahan: Kliping koran berita tawuran dalam konteks yang berbeda-beda.

Tujuan:
Agar remaja memahami bahwa tawuran adalah ekspres hidup yang berpikir dangkal dan sempit.

Pengamatan: Diskusi kelompok tentang tawuran (15 menit)
1. Bagilah remaja dalam beberapa kelompok kecil.
2. Masing-masing kelompok diberi potongan koran yang memuat berita tawuran.
3. Minta mereka membuat komentar atas berita tawuran tsb:
Mengapa mereka terjebak dalam tawuran?
Jika remaja ada di antara mereka atau dimintai nasehat, apa yang akan mereka lakukan atau nasehatkan agar terhindar dari tawuran?

Sekilas
Tawuran, seperti akhir-akhir ini kita saksikan dalam berbagai peristiwa yang terjadi; baik yang terjadi antara desa yang satu ,dengan desa yang lain, antara siswa-siswi sebuah sekolah dengan siswa-siswi sebuah sekolah lainnya; telah menjadi tragedi sosial tersendiri di dalam masyarakat kita. Tawuran dalam arti tertentu memang selalu berkonotasi perkelahian antar pelajar suatu sekolah dengan pelajar sekolah lainnya, sehingga kesannya selalu bermakna sekolahan. Memang ada tawuran jenis lain, yang sering terjadi misalnya antara TNI dengan Polisi di suatu daerah, tetapi perkelahian ini, agaknya tidak dapat dikatakan lagi sebagai tawuran.
Dalam istilah tawuran ada paling tidak dua dimensi yang menentukan maknanya, pertama; dimensi bahwa itu terjadi di antara anak-anak muda, atau seperti disebutkan di atas, anak-anak sekolah. Artinya, orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah anak-anak, remaja-pemuda, yang masih belum bisa berpikir panjang mengenai bagai mana sebaiknya perjalanan hidup di dunia ini. Kedua, dalam tawuran ada dimensi solidaritas sempit, dimana orang-orang di dalam aksi ini tidak semua memahami apa sebenarnya yang terjadi, yang jelas mereka tahu dan mendengar bahwa mereka harus menyerang sekolah tertentu atau kawasan tertentu. Ketika kawan-kawannya lempar batu ia juga lempar batu, ketika kawan-kawannya lari mengejar atau lari mundur, ia juga ikut lari. Artinya, dalam tawuran dimensi tidak tahu apa sesungguhnya yang terjadi dan mengapa harus terjadi demikian sangat besar. Ciri kedua inilah yang mem buat perkelahian antar TNI dan POLRI misalnya, sulit disebutkan tawuran, bahkan demikian juga perkelahian antar desa yang satu dengan desa lainnya, yang nota bene dilakukan oleh orang-orang yang sudah dewasa dan tahu persis alasan-alasan mengapa mereka harus menyerang!

Tawuran: Wujud Pikiran Dangkal dan Sempit
Dengan definisi seperti di atas, sebenarnya kelihatan kepada kita bahwa tawuran itu dilakukan oleh anak-anak yang masih berpikiran dangkal dan sempit; dimana apa yang mereka lakukan hanya mengikuti solidaritas sempit saja dan tidak dipikirkan dengan baik soal akibat-akibat yang mungkin terjadi atas diri mereka. Karena itu, terjadinya tawuran antar anak-anak sekolahan hanyalah gambaran real tentang dang kalnya cara berpikir dan beranalisa yang dimiliki oleh anak-anak sekolahan.
Walaupun demikian, akibat-akibat yang dihasilkan oleh tawuran tidak ringan dan gampang; bahkan dapat dikatakan seringkali sangat mengerikan, bukan hanya kerusakan gedung, mobil, dan berbagai fasilitas umum dan pribadi lainnya, tetapi juga luka-luka dan cacat tubuh anak-anak yang terlibat di dalamnya, bahkan orang-orang yang ada disekitar tawuran juga ikut getahnya. Lebih lagi, tidak sedikit nyawa yang ikut hilang dan melayang sia-sia dalam tawuran-tawuran yang sebenarnya tidak jelas sebab dan alasan-alasannya.

Menilai Zaman: Mengambil Sikap
Tawuran mencerminkan kedangkalan kemanusiaan kita. Tawuran mencerminkan bagaimana rendahnya kesadaran moral dan kesadaran etik di dalam proses bermasyarakat dan berbangsa. Dalam konteks inilah panggilan pemuda-pemudi Kristen untuk menilai dan mengevaluasi zaman menjadi penting. Dalam menghadapi kondisi dan fakta-fakta tawuran yang ada di sekitar, haruskah pemuda-pemudi Kristen juga ikut-ikutan di dalamnya?
Yesus mengatakan: "Hai orang munafik, rupanya bumi dan langit kamu tahu menilai nya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Lukas 12:56).
Dalam teks itu, Yesus menginginkan orang-orang yang saat itu sedang mendengarkan nya agar menilai zaman mereka sendiri, sejauh manakah zaman itu masih dapat dikatakan zaman yang baik, sejauh manakah zaman itu masih mencerminkan tatanan moral dan etik yang dibutuhkan untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Sayang sekali, Yesus menemukan orang-orang itu justru tidak mau kritis dengan zaman mereka sendiri, mereka terbawa arus dan tenggelam bersama dengan arus zaman, sehingga mereka tidak mampu lagi menemukan dan membedakan mana kehendak Allah dan mana kehendak iblis dalam proses kehidupan mereka bermasyarakat dan bersosial.
Hal ini jugalah yang menjadi tantangan bagi remaja-muda Kristen dalam menghadapi tradisi dan atau kebiasaan tawuran dan amuk massa yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita sekarang ini. Sikap tegas yang tidak kompromi terhadap berbagai solidaritas sempit dan pemikiran dangkal; yang berakar dari semangat primordialisme, harus ditentang dan dibendung apapun alasan dan demi apapun tujuan yang ingin dicapai. Di dalam Kristus, tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, tidak ada lagi hamba atau tuan, dan juga laki-laki atau perempuan, (Galatia 3:28). Artinya, kaum muda dan remaja Kristen, tidak selayaknya mengikatkan diri dengan semangat tawuran dan amuk massa yang jelas-jelas merupakan wujud dari solidaritas sempit dan bengis, yang menghancurkan kemanusiaan kita.
Barangkali tawuran memang menjadi trend, sampai para aparat negara pun tidak malu-malu saling tawuran. Tetapi pertanyaan yang harus diajukan oleh remaja adalah: apakah trend dan tanda-tanda zaman itu sesuai dengan iman kristiani kita? Memanusiakan dan memerdekakan kita? Atau justru sebaliknya, membinatangkan kita, dan menjebak kita pada ikatan-ikatan solidaritas palsu yang sempit?

Solidaritas Kaum Miskin Vs Solidaritas Tawuran
Akhirnya, bacaan kita mengajak kita untuk mempertentangkan solidaritas sempit yang muncul dalam tawuran dengan solidaritas Kristen yang sesungguhnya, yaitu solidari tas kepada mereka yang miskin dan hina. Injil Kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus itu, justru jelas-jelas memihak dan bersolider dengan mereka yang papa, miskin, lemah, dan tidak berdaya; di area inilah solidaritas remaja dan kaum muda Kristen justru diuji dan dipanggil.
Solidaritas tawuran sama sekali tidak mengandung unsur dan nilai etik apapun, kecuali bahwa dalam tawuran itu, instik bengis dan brutal kemanusiaan kita tertumpah kan dan tersalurkan! Di mana pada saat itu, tidak ada lagi bedanya manusia dengan binatang!
Sementara itu solidaritas kepada mereka yang miskin, papa, lemah, dan tak berdaya, sebaliknya merupakan perwujudan iman percaya dan iman sejati kaum muda dan remaja. Di situlah nampak bahwa manusia memang jauh lebih baik dari binatang yang sekedar hanya mengikuti instinknya, tanpa bisa mempertimbangkan faktor-faktor etis dan moral yang menjadi landasan sikap dalam segala sesuatu yang ingin diperbuat.

Penegasan
Tawuran memang begitu menggoda bagi remaja. Karena di sana remaja bisa unjuk dan pamer kekuatan dan kemudian memaafkan diri sendiri atas nama "solidaritas kelompok". Di sini remaja Kristen justru ditantang untuk mentransformasikan solidari tas palsu dan sempit itu agar menjadi solidaritas yang sesungguhnya, yaitu kepada mereka yang lemah, miskin dan hina.

Bangun Dunia Hidup Baru Yang Positif

Tuesday, February 06, 2007

Seorang kawan saya mengeluh, dia mengalami kebosanan dalam kehidupannya. Gairah hidupnya seakan menurun tajam, semangat juangnya hampir habis. Dia merasa lelah sudah berjuang keras dalam hidupnya, namun belum mencapai keberhasilan yang diinginkannya. Hidupnya merasa gagal, frustasi, kecewa, stress bercampur menjadi satu. Dunia seakan runtuh baginya.

Pernahkah Anda mengalami hal yang sama ? Marilah kita lihat realita kehidupan. Setiap orang pernah merasakan suatu kekecewaan, kegagalan dan frustrasi dalam hidupnya. Bahkan kadang semuanya bisa datang sekaligus menimpa seseorang. Kalau sudah demikian, kita merasa dunia seakan runtuh. Hidup menjadi terasa berat dan seperti memikul beban tinggi. Biasanya banyak orang kemudian melihat segala sesuatunya dari sisi negatif. Segala sesuatunya terlihat berantakan dan sangat mengesalkan.

Bagaimana untuk bangkit kembali ?.

Bagaimana caranya membangkitkan spirit kita yang sudah turun ?

1. Lakukan Hal Positif Untuk Diri Sendiri

Marilah sekarang kita mencoba melihat sesuatu dari sisi lain, yakni dari sisi yang positif. Lakukanlah sesuatu hal kecil-kecil dulu yang positif. Yang terpenting bertindaklah. Lakukan sesuatu yang positif bagi diri Anda dulu. Walau itu mungkin hanya merapikan file-file tua dari komputer Anda, merapikan file-file buku-buku Anda, menata kembali ruang kerja Anda, merapikan kembali tata ruang rumah Anda, dll.

Kita adalah penguasa hidup kita sendiri. Lakukan tindakan untuk diri sendiri yang positif. Dengan melakukan tindakan positif untuk diri sendiri akan dapat mengubah sikap hidup Anda secara ajaib. Anda akan merasa terfokus pada hal-hal positif sehingga melupakan hal yang negatif. Hari-hari Anda akan berubah lebih baik.

2. Lakukan Hal Positif Untuk Orang Lain

Mulailah melakukan sesuatu untuk orang lain. Meskipun kecil, lakukan hal positif untuk orang lain. Pikirkan sejenak, apa yang dapat Anda kerjakan untuk orang lain. Kemudian bertindaklah. Misalnya menolong orang lain, melayani orang lain, memikirkan orang lain, dll. Bentuknya bsia bermacam-macam mulai dari yang bisa Anda lakukan dulu, rasakan sebuah kebahagiaan ketika Anda membantu orang lain. Rasakan kepuasan ketika Anda dapat meringankan beban orang lain.

Ingatlah bahwa hidup kita tidak untuk diri sendiri. Hidup untuk memikirkan orang lain juga. Demikian juga orang lain tercipta juga untuk memperbaiki hidup kita. Memikirkan orang lain, sebenarnya juga memikirkan diri sendiri. Memikirkan orang yang kesusahan, membantu orang yang kesulitan, sama halnya dengan membantu diri sendiri. Sekarang giliran Andalah memperbaiki hidup melalui orang lain.

3. Hitunglah Hal Positif Dalam Hidup Anda

Pikirkan bahwa Anda memiliki kedua mata yang indah untuk menatap dunia, kedua kaki yang kuat untuk menopang tubuh Anda, kedua tangan yang kuat untuk menggenggam kehidupan dunia dan kelengkapan panca indra yang sempurna. Pikirkanlah, keluarga yang sangat mencintai Anda, suami atau istri yang mencintai Anda, anak-anak yang sehat dan cerdas yang menunggu kedatangan. Anda, sahabat-sahabat yang setia mendukung Anda, dll.

Banyak hal positif dan baik dalam hidup anda, dan seringkali anda lupa bersyukur. Hargai dan bersyukurlah atas semua hal-hal baik dan positif yang sudah Anda terima. Bersyukurlah ata apa yang Anda terima, seperti tempat tinggal yang nyaman, kesehatan anda, keluarga anda, pengalaman hidup anda, teman-teman yang mendukung anda, atas ketrampilan anda, pengetahuan anda, dan hidup yang anda miliki.

4. Bangun Dunia Hidup Baru

Bayangkan kehidupan yang hampa dengan tidak memiliki ide baru dan hanya pasrah dengan keadaan kehidupan sekarang. Kegagalan, kekecewaan dalam kehidupan adalah hal yang manusiawi. Namun pasrah dengan semua itu akan mematikan spirit Anda untuk tumbuh menjadi lebih besar.

Setiap orang harus berani melakukan hal-hal yang memotivasi dirinya dan yang memberi ilham. Temukan tantangan baru. Arahkan kembali energi negatif dan rasa frustrasi anda pada sesuatu yang dapat menantang anda untuk berbuat lebih baik. Dari pada menghabiskan energi untuk hal-hal negatif dan merugikan, alihkan energi Anda untuk suatu tantangan hidup bagi dunia baru.

Semoga Anda terinspirasi dan termotivasi hari ini!

Baca juga artikel motivasi lainnya hanya di :

http://beranigagal.blogspot.com

Labels: