thio-sunaryo: Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan


thio-sunaryo

This Blog will narrate who is who of thio sunaryo, a human being which love to take the air and his work as tax accounting ( it is of course after family he.. he.. he..) as well as wishing to have many friend

Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan

Indonesia & Tionghua: Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan
Posted on Monday, October 30 @ 20:35:18 PST by xuan-tong
http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0609/12/080631.htm

Bripda Yolla Bernanda
Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan

"HALO, selamat pagi. Polres Metro Jakarta Barat, dengan Bripda Yolla Bernanda,
ada yang bisa dibantu," sapa seorang wanita di ujung telepon dengan suara ramah
namun tegas.

Nada bicaranya sama dengan Polisi Wanita (Polwan) lainnya di seluruh Nusantara
ketika menerapkan motto polisi Melayani dan Mengayomi. Tetapi jika sudah
bertatap muka, barulah orang tahu siapa Bripda Yolla Bernanda sebenarnya.


Ditemui di Mapolres Jakarta Barat, beberapa waktu lalu, gadis berkulit putih,
rambut lurus, dan setinggi 165 cm itu selalu murah senyum. Gaya bicaranya
blak-blakan. Dari wajahnya orang mudah menyangka Yolla berasal dari Manado.
"Bukan, saya ini keturunan China. Tinggal di Glodok, Jakarta Barat," ujarnya.

Sontak Warta Kota terkejut mendengarnya. "Heran ya? Ada orang China yang jadi
Polwan. Saya juga bingung. Ingat, negara ini sudah sangat maju. Saya lahir dan
besar di tanah Indonesia. Jadi punya hak yang sama menjaga negara," tegas Yolla.

Yolla lahir di Jakarta, 2 September 1982 dengan nama asli Chang Mei Xiang. Dian
dan orangtuanya tinggal di Jalan Mangga Besar I Dalam No 24 RT 08/01 Tamansari,
Jakarta Barat. Yolla adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Tan Yu
Hin dan Khou Loen Nio yang pengusaha baju dan barang elektronik di Glodok.

Menjadi Polwan bukanlah impiannya semula. Sejak kecil, lulusan SDK Suci Hati itu
ingin menjadi anggota Komando Wanita Angkatan Darat. Dia terinspirasi film Rambo
yang dibintangi Sylvester Stallone. Sejak itu, seluruh pakaiannya yang feminim
diganti dengan baju Army Look.

***

LULUS SMPK dan SMAK Kalam Kudus, gadis itu meminta izin orangtuanya untuk
mendaftar sekolah calon bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat. Permintaan itu
ditolak. Yolla nekat mendaftar tetapi gagal. Terpaksa dia masuk Universitas
Tarumanagara, tahun 2002.

Di sana, Yolla masuk dalam jajaran Resimen Mahasiswa (Menwa). "Buat pelipur
lara, gara-gara ditolak orangtua dan gagal lulus tes Secaba," tuturnya yang
sangat ingin mengoperasikan senapan otomatis M-16 dan AK-47.

Impian lamanya terus mengganggunya. Tak tahan, Yolla mendaftar Secaba Polwan di
Mapolres Jakarta Barat tahun 2004. Lagi-lagi, tak ada satu anggota keluarganya
yang tahu. Tak disangka dia lulus tes dan langsung dikirim ke asrama Sepolwan di
Ciputat. Baginya, polisi atau tentara sama-sama sebagai abdi negara.

Yolla pergi ke asrama dengan rasa takut kepergok orangtuanya. "Saya cuma pamit
seminggu, dengan alasan ikut pelatihan Menwa. Cuma adik saya yang tahu ke mana
sebenarnya saya pergi. Mereka sejak awal memberi dukungan," tuturnya penyuka
olahraga bela diri itu.

Dua bulan di asrama tanpa memberi kabar, membuat Tan Yu Hin dan Khouw Loen Nio
kelabakan. Seluruh saudara, teman, kenalan, dan kampus dihubungi. Nyaris Yolla
dianggap anak hilang dan hendak dilaporkan ke polisi. Situasi gawat itu membuat
kedua adiknya segera memberi kabar ke Yolla.

Begitu mendapat izin bermalam di luar, Yolla pulang dengan seragam Secaba
Polwan. Ibu dan dua adiknya menyambut dengan gembira. Kecuali ayahnya yang tetap
dengan wajah kesal. "Dua hari dicuekin dan enggak dikasih makan," kenang gadis
yang terpilih menjadi peserta Turnamen Judo Piala Kapolri Cup 2006 ini mewakili
Polres Jakarta Barat.

Sikap keras ayahnya tak menghentikan Yolla meraih cita-cita. Lulus sekolah dan
menyandang pangkat Bripda dia kembali pulang. Kali ini, ayahnya tersenyum tulus.
Yolla dipeluknya erat sambil menyampaikan kebanggaannya. Beberapa detik
kemudian, ayahnya menegaskan, "Jangan bekerja setengah hati. Kamu kini sudah
menjadi milik negara."

Ada kenangan manis selama berada di asrama Sepolwan. Terlebih setelah seluruh
temannya tahu Yolla adalah warga keturunan China. Ketika dia membaca sumpah
dengan cara agama Budha. Sejak itu, Yolla kerap disapa Cici (panggilan gadis
China--Red). Biar sudah jadi Polwan, Yolla belum puas. Tahun 2007, dia berniat
masuk Akpol tahun 2007.

Enggak ada cowok yang naksir dong? "Ah, itu kan urusan hati bukan penampilan,"
kata Yolla yang mengaku masih joblo. Siap ndan! (Tri Broto)



Sumber: Warta Kota



Labels:

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »

0 Comments:

Post a Comment